Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ads #1

Seberapa Sepele Dilema Trotoar Dalam Kacamata Infrastruktur Indonesia?


Infrastruktur Indonesia meliputi banyak hal: transportasi, bangunan, akomodasi lazim sampai air dan sumber energi di sekitar kita. Pemerintah Indonesia telah berusaha keras bagi membangun keadaan infrastruktur negeri menjadi lebih baik. Jika peningkatan selalu dilaksanakan, mungkin Indonesia bisa merangkak menjadi negara maju yg mempunyai infrastruktur berkualitas dan bermutu. Namun jikalau Anda melihat ke sekeliling Anda, masih banyak bab-bagian infrastruktur yang kesudahannya jauh dari kata membaik atau meningkat. Salah sesuatu yang paling menonjol adalah duduk kasus ihwal trotoar yg seolah-olah begitu sukar untuk diatasi.

Trotoar ada bagi memenuhi hak para pejalan kaki yg mungkin tak memiliki kendaraan atau memang memilih bagi berjalan kaki ke kawasan tujuan masing-masing. Di kota metropolitan seperti Jakarta, meski pejalan kaki masih sangat banyak di setiap penjuru, rata-rata mereka akan lebih menentukan untuk menempuh perjalanan yang agak jauh dengan transportasi langsung atau publik. Salah sesuatu aspek fenomena ini mampu ditilik dari trotoar di sekeliling Anda. Apakah batanya lepas-lepas, bolong dan tidak kokoh? Atau mungkin tidak dibatasi sama sekali dan cuma dibuat mirip jalan pintas berpasir saja? Jika iya, maka trotoar seperti itu belum dapat dirasakan dengan baik oleh kelompok pejalan kaki. Padahal, trotoar tergolong dalam bab infrakstruktur Indonesia adalah akomodasi umum.

Keluhan masyarakat berdatangan semakin banyak ketika secara signifikan, para penjualkaki lima atau ojek mangkal begitu saja di atas trotoar. Selain itu, trotoar juga kerap dijadikan “jalan pintas” jika terjadi macet di jalan raya. Dikarenakan tatanannya tidak dikelola dengan baik, hal-hal ini pun terus terjadi. Padahal trotoar bukanlah untuk dijadikan tempat mangkal atau kendaraan melalui. Trotoar dibangun dan dibentuk untuk menawarkan sebuah jalur khusus untuk pejalan kaki yg memang memerlukan jalur tersebut. Jika Anda pernah mendengar ungkapan trotoar-yg-tak-ramah-high-heels, maka Anda melakukan membaca wacana yg tepat. Pertanyaannya yaitu, jikalau pemerintah saja belum serius memajukan infrastruktur kecil seperti trotoar ini, bagaimana dengan infrastruktur Indonesia yg lebih besar? Dengan pertanyaan ini, tentu saja pembahasan soal infrastruktur bukan hal yg sepele alasannya adalah adanya dana dan mekanisme resmi yang dilakukan. Hal ini mampu teratasi dengan pembiayaan infrastruktur terpadu, sehingga duduk perkara trotoar bahkan bisa saja selesai dalam waktu cepat kalau teratasi secara sempurna. Dalam hal ini PT. SMI mampu menjadi penyelesaian yang tepat untuk menangani urusan infrastruktur di negara kita tercinta.